Contoh makalah Aksiologi (part 5)

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb;

Puji syukur Kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat dan KaruniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar kemampuan mahasiswa dan sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Filsafat Ilmu. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu Kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi kebaikan Kami di masa yang akan datang.

Kami berharap dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan. Atas perhatian dan kerjasama teman-teman beserta dosen yang bersangkutan, Kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Sukoharjo, 13 Oktober 2017


                                                                                                   Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Aksiologi 2
B. Pengertian Etika dan Kebenaran Etik 3
C. Keterkaitan Masalah Etik dalam Pengembangan Ilmu 3
D. Perlunya Pengembangan Etik dalam IPTEK 6
BAB III PENUTUP 7
A. Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA 8







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aksiologi merupakan bagian dari  filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani  yaitu  axios yang artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai bentuk.Dalam kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya menimbulkan bencana.
Dalam perkembangan sejarar etika ada empat teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu, hedonisme, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah padangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan, tujuan manusia adalah mendapatkan kebahagiaan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu, sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Aksiologi ?
2. Apa pengertian etika dan bagaimana kebenaran etik tersebut ?
3. Bagaimana masalah etik dalam pengembangan ilmu ?
4. Mengapa perlu adanya pengembangan etik dalam IPTEK ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Aksiologi
2. Mengetahui pengertian dari etika dan memahami kebenaran etik tersebut
3. Memahami masalah etik dalam pengembangan ilmu
4. Mengetahui pentingnya pengembangan etik dalam IPTEK



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata  axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.  Aksiologi menurut Inu Kencana Syafeii, adalah membicarakan penerapan nilai ilmu pengetahuan dimulai dari klasifikasi ilmu, dilanjutkan dengan melihat tujuan ilmu itu, dan akhirnya dilihat perkembangannya.  Dalam filsafat Yunani kuno, tema aksiologi lebih banyak berhubungan dengan masalah-masalah konkret, seperti api, udara, dan air.
Scheeler dan Langeveld memberikan definisi tentang aksiologi. Scheeler mengontraskan aksiologi dengan prakseologi, yaitu teori dasar tindakan, tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu teori mengenai tindakan baik secara moral. Adapun Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku manusia, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.

B. Pengertian Etika dan Kebenaran Etik
Secara etimologi istilah etika berasal dari istilah bahasa yunani kuno, yaitu ethos atau ethikos, yang mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam pemahaman lain ethos diartikan sifat, watak, kebiasaan, atau tempat yang biasa. Sedangkan kata ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan baik.
Kebenaran etik adalah kebenaran yang bersumber dari etika atau dapat diartikan juga sebagai kebenaran yang berdasarkan prinsip-prinsip dan tindakan moral.
Dengan bersumber pada kebenaran etik ini, kita dapat menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah dan mengapa tindakan-tindakan itu dianggap benar atau salah.
Kebenaran Etik menurut para filsuf meliputi kejujuran, keberanian, dapat dipercaya, keramah-tamahan, keadilan dan dapat diandalkan, dengan titik sentral keadilan dan keinginan untuk berbuat baik. Untuk dapat menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah, kita harus memiliki kepekaan yang kuat terhadap nilai-nilai tersebut. Kepekaan sebenarnya merupakan ketrampilan, dan ketrampilan atau kepekaan tersebut dapat menjadi kuat jika dipraktekkan.

C. Masalah  Etik dalam Pengembangan Ilmu
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bias menimbulkan bencana bagi manusiadan alam semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Untuk itu, perlu adanya etika, ukuran-ukuran yang diyakini oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi kehidupan manusia tidak menimbulkan dampak negative.
Tentang masalah etik dalam pengembangan ilmu, Noeng Muhadjir membaginya menjadi empat klaster, yaitu: 1) Temuan basic research; 2) Rekayasa Teknologi; 3) Dampak social rekayasa; dan 4) Rekayasa social.
1. Temuan Basic Research dan Masalah Etika
Dalam hal ini, bias kata contohkan sebagai berikut:
Dunia ilmu telah menemukan DNA sebagai konstitusi genetic makhluk hidup. Ditemukan DNA unggul dan DNA cacat. Ketika mengembangkan DNA jati unggul untuk memperluas, mempercepat, dan meningkatkan kualitas reboisasi kita, tidak jadi masalah.
Juga ketika cloning domba kita berhasil dan tergambarkan bagaimana domba masa depan akan lebih dapat memberikan protein hewani kepada manusia yang semakin bertambah dengan pesat, juga tidak menimbulkan masalah. Tetapi ketika masuk ranah manusia, apakah manusia unggul perlu dikloning dan apakah manusia yang memiliki DNA cacat tidak diberi hak untuk memiliki keturunan, hal ini akan menimbulkan masalah HAM. Di Amerika Latin ditemukan DNA keluarga cacat secara turun-temurun, ditemukan pada keluarga tersebut tidak ada bulu-bulunya, berbeda dengan DNA yang pada umumnya berbulu.
Telah ditemukan tiga partikel radioaktif, yaitu sinar alpha, sinar beta dan sinar gamma dan sejenisnya yang dikenal dengan sinar x, sangat berguna bagi dunia kedokteran, sinar beta yang dikenal dengan sinar laser sangat berguna bagi dunia konstruksi, sinar alpha merupakan radioaktif dan partikel alpha dikenal sebagai atom helium dan atomhy drogen. Temuan tiga basic researchitu sangat berguna bagi manusia, tetapi juga sekaligus direkayasa untuk tujuan perang, mendeteksi musuh dalam gelap, untuk membuat senjata laser dan bomatom, sangat menyedihkan jika dihadapkan untuk tujuan perang.
Temuan DNA dan atom merupakan sebagai temuan basic research memang benar-benar hebat. Pengembangan DNA untuk teknlogi genetic berprosfek bagus, sekaligus membuka masalah pengembangan temuan atom untuk pengembangan teknologi energy dan teknologi medis sangat menjanjikan bagi manusia, tetapi sekaligus menimbulkan masalah dalam penggunaannya dan juga terhadap eksesnya.
2. Temuan Rekayasa Teknologi dan Masalah Etik
Thalidomide suatu temuan obat tidur yang dianggap aman yang telah diujikan kepada binatang dan manusia. Kemudian para ilmuan menemukan bahwa obat itu berbahaya jika dikonsumsi oleh ibu hamil memasuk ibu lan kedua karena akan mengakibatkan anaknya cacat, ekses obat ini menyangkut masa depan anak yang selamanya cacat fisik dan mengerikan.
Kapal Tetanik (1912) dicanangkan sebagai kapal pesiar terbesar dan termewah dan diyakini tidak akan mungkin tenggelam, tetapi kenyataannya tenggelam dari jumlah penumpang 2.227 orang hanya 705 orang yang selamat, siapa yang bertanggung jawab?
3. Dampak Sosial Pengembangan Teknologi dan Masalah Etik
Dampak pengembangan teknologi dapat dipilah menjadi dua, yaitu dampak pada kualitas hidup individu dan dampak pada kualitas hidup  social menyeluruh. Dengan ditemukanya energy partikel alpha yang radioaktifd alam konstruksi pemikiran destruktif telah dipergunakan untuk membuat bom nuklir yang mengakibatkan kehancuran secara masal dan merusak kelestarian alam.
4. Rekayasa Sosial dan Masalah Etik
Sistem kapitalis medan system sosialis meadalah merupakan rekayasa sosial. Sistem sosialisme Rusia yang komonistik terbukti gagal sehingga memang harus ditinggalkan. Sistem sosialisme Inggris dan Perancis mengalami banyak sekali modifikasi sehingga semakin mendekat dengan kapitalisme, sementara kapitalisme itu sendiri juga mengalam ibanyak sekali perubahan. Idedemokrasi yang mengakui persamaan antar manusia merupakan rekayasa social yang konter terhadap legitimasi monarkiatau system kasta. Idedemokrasi kapitalistik menampilkan struktur masyarkat bentuk piramidal, halmana40%merupakan masyarakat miskin yang diidealkan menerima kue kekayaan dan pendapatan hanya sekitar 16%, dan kenyataanya banyak yang lebih kecil dari 10%. Marxisme menteorikan bahwa masyarakat terbelah menjadi dua golongan, yaitubor juis dan proleter yang anta gonistik. Ternyata munculan tarkeduan yag olongan menengah yang makin besar.
Berkaitan dengan etika pengembangan ilmu ini, Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah mengemukakan bahwa ada tujuh moralitas ilmu yang harus diperhatikan oleh setiap ilmuwan, yaitu:
a.) Rasa tanggung jawab di hadapan Allah SWT.
b.) Amanat Ilmiah
c.) Tawadhu
d.) Izzah
e.) Mengutamakan Ilmu
f.) Menyebarkan Ilmu
g.) Adanya Hak Cipta dan Penerbit

D. Perlunya Pengembangan Etik dalam IPTEK
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dalam perkembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia untuk menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi, dan kehidupan.
Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada sat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupnnya.
Etika memang bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memerlukan adanya dimensi etis sebagai alat control bagi pengembangan IPTEK agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Dalam hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggungjawab kepada kepentingan umum, kepentingan generasi mendatang, dan bersifat universal.
Adanya tanggung jawab etis tidak dimaksudkan untuk menghambat kemajuan ilmupengetahuan, tetapi dengan adanya tanggungjawab etis diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk mengembangkan teknologi yang nantinya akan mengangkat kodrat dan martabat manusia.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aksiologi berasal dari kata  axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.Aksiologi menurut Inu Kencana Syafeii, adalah membicarakan penerapan nilai ilmu pengetahuan dimulai dari klasifikasi ilmu, dilanjutkan dengan melihat tujuan ilmu itu, dan akhirnya dilihat perkembangannya.
Secara etimologi istilah etika berasal dari istilah bahasa yunani kuno, yaitu ethos atau ethikos, yang mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam pemahaman lain ethos diartikan sifat, watak, kebiasaan, atau tempat yang biasa. Sedangkan kata ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan baik.Kebenaran etik adalah kebenaran yang bersumber dari etika atau dapat diartikan juga sebagai kebenaran yang berdasarkan prinsip-prinsip dan tindakan moral. Dengan bersumber pada kebenaran etik ini, kita dapat menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah dan mengapa tindakan-tindakan itu dianggap benar atau salah.
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bias menimbulkan bencana bagi manusiadan alam semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Tujuh moralitas ilmu yang harus diperhatikan oleh setiap ilmuwan, yaitu:
a.)Rasa tanggung jawab di hadapan Allah SWT.,b.) Amanat Ilmiah, c.) Tawadhu, d.) Izzah, e.) Mengutamakan Ilmu, f.) Menyebarkan Ilmu,  dan g.) Adanya Hak Cipta dan Penerbit.
Etika memang bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memerlukan adanya dimensi etis sebagai alat control bagi pengembangan IPTEK agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Adanya tanggung jawab etis tidak dimaksudkan untuk menghambat kemajuan ilmupengetahuan,
tetapi dengan adanya tanggungjawab etis diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk mengembangkan teknologi yang nantinya akan mengangkat kodrat dan martabat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Alfan, Muhammad. 2013. Pengantar Filsafat Nilai. Bandung: Pustaka Setia
Sumantri, Jujun S. 2012.  Ilmu dalam Prespektif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Akhadiah, Subarti. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Kencana
Syafeii, Inu Kencana. 2010. Pengantar Filsafat. Bandung: Refika Aditama



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh makalah Pengetahuan mistik (the last edition)

Contoh makalah pengantar filsafat ilmu (part 1)