Contoh makalah pengantar filsafat ilmu (part 1)
MAKALAH
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 1
Fak/Prodi : FITK/PAI
Kelas : 1-D
Nama Anggota/NIM :
1. Nurma Widyaningtyas / 173111104
2. Rizkiana Tri Cahyani / 173111111
3. Mahda Aji Nugroho / 173111115
IAIN SURAKARTA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Filsafat……….. ......................................... 5
B. Lingkupan Filsafat......................................................................... 7
C. Cabang-Cabang Filsafat / Problem-Problem Filsafat......................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16
Kata Pengantar
Dengan meghaturkan segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah azza wa jalla yang telah mencurahkan segala rahmat, hidayah, barakah dan nikmat yang tiada tara, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh rasa bangga. Shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah menjadi golden seed atas eksistensi tatanan sosial masyarakat Islam.
Dalam makalah ini, kami harapkan mampu memberikan pemahaman kepada para mahasiswa yang ingin mempelajari "Pengantar Filsafat Ilmu" agar lebih mudah dalam belajar bab Filsafat dan Pengetahuan. Karena Filsafat merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam makalah ini kami fokuskan pada beberapa point yaitu definisi filsafat, lingkupan filsafat, dan problem-problem dalam filsafat ilmu.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Rektor IAIN Surakarta, Dr. Mudhafir Abdullah M. Ag, yang telah menjembatani dan memfasilitasi kami untuk memiliki almamater kebanggan kami IAIN Surakarta, bapak Dekan Dr. Giyoto M. Hum yang menjadi pimpinan bagi terselenggaranya perkuliahan di FITK IAIN Surakarta, Bapak Muhammad Rofiq Junaidi, M.Hum selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu kelas PAI 1D yang telah memberikan dorongan untuk menambah wawasan mengenai materi filsadat ilmu.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari betapa minimnya ilmu kami, dan terbatasnya skill kami dalam menata kalimat demi kalimat. Maka, dengan penuh kesungguhan dan keterbukaan, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar terciptanya perbaikan kearah kesempurnaan di waktu yang akan datang.
Surakarta, 23 Agustus 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan di dunia memiliki perbedaan dengan makhluk lainnya, yang membedakannya adalah akal. Tuhan memberikan akal untuk manusia supaya manusia senantiasa berfikir dan berfilsafat. Ilmu membuat derajat manusia meningkat di mata Allah.
Siapa yang ingin bahagia didunia hendaknya memiliki ilmu ,siapa yang ingin bahagia di akhirat juga dengan ilmu, jadi siapa yang ingin bahagia keduanya maka hendak ia berilmu. Orang yang berfilsafat tentu dirinya bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
Berpikir, meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Aktivitas berpikir akan membuahkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap suatu obyek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi filsafat ilmu
2. Apa lingkupan filsafat ilmu
3. Apa problem-problem filsafat ilmu
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi filsafat ilmu
2. Mengetahui lingkupan dalam filsafat ilmu
3. Mengetahui problem-problem dalam filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Filsafat
Secara etimologis, istilah ‘’filsafat’’ merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosophy (bahasa inggris), yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philoshopia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, philos dan Sophia. Kata philos berarti cinta (love) atau sahabat, dan Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom), kearifan, dan pegetahuan. Sehingga secara etimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabar kearifan, dan sahabat pengetahuan.
Pengerian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Ada berbagai definisi filsafat ilmu yang dihimpun oleh The Liang Gie, diantaranya adalah:
1. Robert Achermann : Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan
2. Lewis White Beck : Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menerapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan
3. Coenelius Benjamin : filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapan,serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual.
4. May Brodbeck
Filsafat ilmu adalah analisi yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu
Berikut ini beberapa definisi filsafat dari beberapa filsuf dan ahli filsafat.
1. Para filsuf pra-Socrates
Filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.
2. Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
3. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.
4. Rene Descartes
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia
5. William James
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk brpikir yang jelas dan terang.
6. R.F. Beerling
Filsafat adalah mempertanyakan tentang seluruh kenyataan atau tentang hakikat, asas prinsip dari kenyataan. Beerling juga mengatakan bahwa filsafat adalah usaha untuk mencapi akar terdalam kenyataan dunia wujud, juga akar terdalam pengetahuan tentang diri sendiri.
7. Louis O. Kattsoff
Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan
8. Poedjawijatno
Filsafat adalah ilmu (tentang segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya.
9. Sidi Gazalba
Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis, dan universal.
Dari serangkaian pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal,sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral,serta tidak khusus dan tidak parsial).
B. Lingkupan Filsafat
Menurut Peter Angeles, filsafat ilmu mempunyai 4 bidang konsentrasi utama :
1. Telaah mengenai berbagai konsep, praanggapan, dan metose ilmu, berikut analisis, perluasan, dan penyusunannya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
2. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangan.
3. Telaah mengenai saling kaitan di antara berbagai ilmu.
4. Telaah mengenai akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas, hubungan logika dan matematika dengan realitas, entitas teoritas,sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.
Sedangkan menurut A.Cornelius Benjamin, filsafat ilmu dibagi ke dalam 3 bidang :
1. Telaah mengenai metode ilmu, lambing ilmiah, dan struktur logis dari sistem perlambang ilmiah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori pengetahuan, dan teori umum.
2. Penjelasan mengenai konsep dasar, peranggapan, dan pangkal pendirian menjadi tempat tumpuannya.
3. Aneka telaah mengenai saling kait diantara berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu teori alam semesta misalnya idealisme, materialisme, monism, dan pluralisme.
Menurut Marx Wartofsky, rentanan luas dari soal-soal interdisipliner dalam filsafat ilmu meliputi:
1. Perenungan mengenai konsep dasar, struktur formal, dan metodologi ilmu.
2. Persoalan ontologi dan epistemologi yang khas bersifat filsafati dengan pembahasan yang memadukan peralatan analitis dari logika modern dan model konseptual dari pemyelidikan ilmiah.
Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai filsafat ilmu dewasa ini, berikut dikutipkan rincian lengkap yang dikemukaakn dalam Encyclopedia Britannia, 15 th Edition;
1. Sifat dasar dan lingkupan filsafat ilmu dan hubungannya denga cabang-cabang ilmu lain; aneka ragam soal dan metode hampiran terhadap filsafat ilmu.
2. Perkembangan historis dari filsafat ilmu;
a. Masa purba dan abad pertengahan.
b. Abad XVII: perbincangan mengenai metodologi ilmiah.
c. Abad XVIII: kaum empiris, rasionalis, dan tafsiran penganut Kant mengenai konsep fisika Newton.
d. Sejak awal abad ke XIX sampai perang dunia I: pengaruh dari keyakinan Kant dalam rasionalitas khas dari perpaduan klasik antra Euclid dan Newton.
e. Perbincangan abad ke XX: tanggapan terhadap relativitas, mekanika kuantum, dan perubahan mendalam lainnya.
3. Unsur Usaha Ilmiah
a. Unsur empiris, konseptual, dan formal serta tafsiran teoretisnya.
b. Prosedur empiris dari ilmu: pengukuran, perancangan percobaan, struktur formal ilmu, dan perubahan konseptual dan perkembangan ilmu.
4. Gerakan Pemikiran Ilmiah
a. Penemuan Ilmiah.
b. Pembuktian keabsahan dan pembenaran dari konsep dan teori baru.
c. Penyatuan teori-teori dan konsep-konspe dari ilmu-ilmu yang terpisah.
5. Kedudukan Filsafat dari Teori Ilmiah
a. Penyatuan teori-teori dan konsep-konspe dari ilmu-ilmu yang terpisah
b. Hubungan antara analisis filsafati dan praktek imiah.
6. Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal manusia, kepentingan sosial dari ilmu dan sikap ilmiah, keterbatasan usaha ilmiah
7. Hubungan antara ilmu dengan pengetahuan humaniora, persoalan tentang perbedaan antara metodologi ilmiah dan metodologi humaniora
Berdasarkan perkembangan filsafat dewasa ini, filsuf pengamat sejarah John Losse menyimpulkan bahwa flsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi:
1. Filsafat ilmu yang berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia yang sesuai dengan teori ilmiah.
2. Filsafat ilmu yang berusaha memaparkan praanggapan dan kecenderungan para ilmuwan.
3. Filsafat ilmu sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan teori dari ilmu.
4. filsafat ilmu sebagai pengetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.
Dalam konsepsi Losee pengetahuan manusia mengenal tiga tingkatan:
Tingkat 0 : Fakta-fakta
Tingkat 1 : Penjelasan mengenai fakta. Ini dilakukan oleh ilmu
Tingkat 2 : Analisis mengenai prosedur dan logika dari penjelasan ilmiah. Ini merupakan kajian filsafat.
C. Cabang-Cabang Filsafat / Problem-Problem Filsafat Ilmu
Pada awal perkembangannya, filsafat meliputi keseluruhan jenis ilmu pengetahuan. Pada masa ini pengetahuan belum terpecah-pecah dan terspesialisasi. Namun dalam perkembangan berikutnya, tepatnya pada masa Renaissance abad ke-17 M dan sesudahnya, ilmu-ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dan akhirnya memisahkan diri dari filsafat.
Setelah filsafat “pecah” menjadi berbagai disiplin ilmu, aktivitas filsafat tidak mati, tetap masih hidup dengan corak baru, yaitu sebagai “ilmu istimewa” yang mencoba memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh jangkauan ilmu. Yang menjadi masalah adalah, apa sajakah yang masih menjadi bagian filsafat dalam coraknya yang baru tersebut? Persoalan ini membawa kita kepada perbincangan cabang-cabang filsafat.
Setiap ahli filsafat mempunyai pembagian filsafat yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa klasifikasi cabang-cabang filsafat.
M.J Langeveld membagi filsafat dalam tiga masalah utama:
1. Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika manusia, alam, dan segala ciptaan Tuhan);
2. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori kebenaran, dan logika);
3. Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, moral, yang bernilai berdasarkan religi).
Alburey Castell, guru besar filsafat di University of Oregon, membagi masalah-masalah filsafat atas enam bagian, yaitu:
a. Theological problem (masalah teologis),
b. Metafisical problem (masalah metafisika),
c. Epistemological problem (masalah epistemology),
d. Ethical problem (masalah etika),
e. Political problem (masalah politik), dan
f. Historical problem (masalah sejarah).
Pada umumnya filsafat dibagi menjadi kedalam enam bidang studi atau cabang sebagai berikut.
a. Epistemologi. Epistemology adalah filsafat tentang ilmu pengetahuan yang mempersalkan sumber, asal mula, dan jangkauan; serta validitasdan reabilitas (rability) dari berbagai klaimterhadap pengetahuan.
b. Metafisika. Metafisika adalah filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, tentang hakikat yang bersifat transenden,di luar jangkauan pengalaman dan pengamatan indra manusia. Metafisika terdiri dari ontologi, kosmologi, teologi metafisik, dan antropologi.
c. Logika. Logika adalah studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, introspeksi, dedukasi dan indukasi, hipotesis dan eksperimen, analisis dan sintesis.
d. Etika. Etika adalah studi tentang tingkah laku yang ideal. Termasuk dalam etika adalah aksiologi.
e. Estetika. Estetika adalah studi tentang bentuk ideal dan keindahan. Estetika sering disebut juga filsafat seni (philosophy of art)
f. Filsafat-filsafat khusus atau filsafat berbagai disiplin, seperti filsafat hokum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan, dan sebagainya.
Clarence Irving Lewis, seorang filsuf terkemuka, mengemukakan adanya dua gugus problem, yakni problem relektif yang membentuk filsafat dari ilmu tersebut dan problem mengenai asas permulaan dan ukuran-ukuran yang berlaku umum bagi semua ilmu.
Gambaran mengenai problem-problem apa saja yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu, dikutipkan dalam beberapa pendapat berikut ini :
1. Cornelius Benjamin
Filsuf
a. Meliputi semua persoalan yang bertalian dengan suatu pertimbangan mengenai metode ilmu
b. Dalam bidang ini, problem kurang terumuskan dengan baik. Dalam suatu makna, banyak darinya merupakan pula persoalan-persoalan metode.
c. Terdiri dari aneka ragam kelompok persoalan yang tak mudah terpengaruh oleh sesuatu penggolongan sistematis.
2. Michael Berry
Penulis ini mengemukakan dua problem.
a. Kuantitas dan rumusan dalam teori-teori ilmiah
b. Kebenaran dalam teori ilmiah berdasarkan induksi dari sejumlah percobaan yang terbatas
3. Van Fraasseen dan H. Marganeu
Kedua ahli ini merumuskan problem-problem dalam filsafat sebagai berikut:
a. Metodologi
b. Landasan ilmu-ilmu
c. Ontology
4. David Hull
Filusuf biologi ini mengemukakan persoalan sebagai berikut:
Persoalan yang menyampingkan meliputi jilid-jilid belakangan ini ialah apakah pembagian tradisional yang terpisah seperti geologi, astronomi, dan sosiologi mencerminkan semata-mata perbedaan dalam metodologi.
5. Victor Lenzen
Filsuf ini mengajukan dua problem.
a. Struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
b. Pentingnya ilmu bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas.
Rincian aneka persoalan dalam filsafat ilmu dari para filsuf tampak masih agak simpang siur. Problem filsafat umunya bilamana digolongkan ternyata berkisar enam hal pokok, yaitu:
1. Pengetahuan
2. Keberadaan
3. Metode
4. Penyimpulan
5. Moralitas, dan
6. Keindahan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi ( filsafat pengetahuan ) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
Sudah selayaknya kita mengoptimalkan akal ini untuk berfikir, jangan sampai kita terus memanjakan akal ini dengan berfikir hal – hal yang mudah, sekali – kali marilah kita belajar Filsafat, agar akal ini mampu berkembang dan berfikir secara dalam. ingatlah perkataan dari KH. Abdul Rahmat bahwa seorang pahlawan itu adalah orang yang mampu berfikir secara dalam dan mempunyai pandangan yang luas.
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya adalah untuk memahami persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian ilmiah dengan cermat dan kritis.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja. Selain itu Filsafat hendak memberikan pengetahuan, /pemahaman lebih dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu mendalam. Keberadaan manusia di dunia sesunguhnya sebagai mahluk yang diciptakan Allah SWT yang diberi kemampuan untuk berpikir (akal), sedangkan tujuan akhir hidup manusia menurut Islam adalah mendapatkan kebahagiaan hakiki. Sebagai mahluk yang berpikir (memiliki akal) itulah yang menyebabkan manusia berfilsafat.
Filsafat dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Sedangkan ilmu dapat dimaknai sebagai suatu metode berpikir secara obyektif dalam menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense.
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, Ali, 2016, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Gie, The Liang, 1999, Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. IV, Yogyakarta:
Penerbit Liberty
RUJUKAN INTERNET
http://googleweblight.com/?lite_url=http://dian-kurnia.blogspot.com/2010/01/resume-buku-liang-gie.html?m%3D1&ei=8sJmvymi&lc=en-ID&s=1&m=41&host=www.google.co.id&ts=1503800181&sig=ALNZjWmff0scs6sEfAq2J9icXv_2f4PUwg.,
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/09._filsafat_ilmu_sebagai_dasar_lindra.pdf&ved=0ahUKEwj46eK8y_fVAhUIj5QKHcL2D1MQFghKMAg&usg=AFQjCNEbFnwtRFPCldfzgWMTk7UdD24cDg.,
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 1
Fak/Prodi : FITK/PAI
Kelas : 1-D
Nama Anggota/NIM :
1. Nurma Widyaningtyas / 173111104
2. Rizkiana Tri Cahyani / 173111111
3. Mahda Aji Nugroho / 173111115
IAIN SURAKARTA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Filsafat……….. ......................................... 5
B. Lingkupan Filsafat......................................................................... 7
C. Cabang-Cabang Filsafat / Problem-Problem Filsafat......................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16
Kata Pengantar
Dengan meghaturkan segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah azza wa jalla yang telah mencurahkan segala rahmat, hidayah, barakah dan nikmat yang tiada tara, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh rasa bangga. Shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah menjadi golden seed atas eksistensi tatanan sosial masyarakat Islam.
Dalam makalah ini, kami harapkan mampu memberikan pemahaman kepada para mahasiswa yang ingin mempelajari "Pengantar Filsafat Ilmu" agar lebih mudah dalam belajar bab Filsafat dan Pengetahuan. Karena Filsafat merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam makalah ini kami fokuskan pada beberapa point yaitu definisi filsafat, lingkupan filsafat, dan problem-problem dalam filsafat ilmu.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Rektor IAIN Surakarta, Dr. Mudhafir Abdullah M. Ag, yang telah menjembatani dan memfasilitasi kami untuk memiliki almamater kebanggan kami IAIN Surakarta, bapak Dekan Dr. Giyoto M. Hum yang menjadi pimpinan bagi terselenggaranya perkuliahan di FITK IAIN Surakarta, Bapak Muhammad Rofiq Junaidi, M.Hum selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu kelas PAI 1D yang telah memberikan dorongan untuk menambah wawasan mengenai materi filsadat ilmu.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari betapa minimnya ilmu kami, dan terbatasnya skill kami dalam menata kalimat demi kalimat. Maka, dengan penuh kesungguhan dan keterbukaan, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar terciptanya perbaikan kearah kesempurnaan di waktu yang akan datang.
Surakarta, 23 Agustus 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan di dunia memiliki perbedaan dengan makhluk lainnya, yang membedakannya adalah akal. Tuhan memberikan akal untuk manusia supaya manusia senantiasa berfikir dan berfilsafat. Ilmu membuat derajat manusia meningkat di mata Allah.
Siapa yang ingin bahagia didunia hendaknya memiliki ilmu ,siapa yang ingin bahagia di akhirat juga dengan ilmu, jadi siapa yang ingin bahagia keduanya maka hendak ia berilmu. Orang yang berfilsafat tentu dirinya bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
Berpikir, meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Aktivitas berpikir akan membuahkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap suatu obyek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi filsafat ilmu
2. Apa lingkupan filsafat ilmu
3. Apa problem-problem filsafat ilmu
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi filsafat ilmu
2. Mengetahui lingkupan dalam filsafat ilmu
3. Mengetahui problem-problem dalam filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Filsafat
Secara etimologis, istilah ‘’filsafat’’ merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosophy (bahasa inggris), yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philoshopia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, philos dan Sophia. Kata philos berarti cinta (love) atau sahabat, dan Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom), kearifan, dan pegetahuan. Sehingga secara etimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabar kearifan, dan sahabat pengetahuan.
Pengerian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Ada berbagai definisi filsafat ilmu yang dihimpun oleh The Liang Gie, diantaranya adalah:
1. Robert Achermann : Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan
2. Lewis White Beck : Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menerapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan
3. Coenelius Benjamin : filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praanggapan-praanggapan,serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual.
4. May Brodbeck
Filsafat ilmu adalah analisi yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu
Berikut ini beberapa definisi filsafat dari beberapa filsuf dan ahli filsafat.
1. Para filsuf pra-Socrates
Filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.
2. Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
3. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.
4. Rene Descartes
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia
5. William James
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk brpikir yang jelas dan terang.
6. R.F. Beerling
Filsafat adalah mempertanyakan tentang seluruh kenyataan atau tentang hakikat, asas prinsip dari kenyataan. Beerling juga mengatakan bahwa filsafat adalah usaha untuk mencapi akar terdalam kenyataan dunia wujud, juga akar terdalam pengetahuan tentang diri sendiri.
7. Louis O. Kattsoff
Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan
8. Poedjawijatno
Filsafat adalah ilmu (tentang segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya.
9. Sidi Gazalba
Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis, dan universal.
Dari serangkaian pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal,sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral,serta tidak khusus dan tidak parsial).
B. Lingkupan Filsafat
Menurut Peter Angeles, filsafat ilmu mempunyai 4 bidang konsentrasi utama :
1. Telaah mengenai berbagai konsep, praanggapan, dan metose ilmu, berikut analisis, perluasan, dan penyusunannya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
2. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangan.
3. Telaah mengenai saling kaitan di antara berbagai ilmu.
4. Telaah mengenai akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas, hubungan logika dan matematika dengan realitas, entitas teoritas,sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.
Sedangkan menurut A.Cornelius Benjamin, filsafat ilmu dibagi ke dalam 3 bidang :
1. Telaah mengenai metode ilmu, lambing ilmiah, dan struktur logis dari sistem perlambang ilmiah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori pengetahuan, dan teori umum.
2. Penjelasan mengenai konsep dasar, peranggapan, dan pangkal pendirian menjadi tempat tumpuannya.
3. Aneka telaah mengenai saling kait diantara berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu teori alam semesta misalnya idealisme, materialisme, monism, dan pluralisme.
Menurut Marx Wartofsky, rentanan luas dari soal-soal interdisipliner dalam filsafat ilmu meliputi:
1. Perenungan mengenai konsep dasar, struktur formal, dan metodologi ilmu.
2. Persoalan ontologi dan epistemologi yang khas bersifat filsafati dengan pembahasan yang memadukan peralatan analitis dari logika modern dan model konseptual dari pemyelidikan ilmiah.
Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai filsafat ilmu dewasa ini, berikut dikutipkan rincian lengkap yang dikemukaakn dalam Encyclopedia Britannia, 15 th Edition;
1. Sifat dasar dan lingkupan filsafat ilmu dan hubungannya denga cabang-cabang ilmu lain; aneka ragam soal dan metode hampiran terhadap filsafat ilmu.
2. Perkembangan historis dari filsafat ilmu;
a. Masa purba dan abad pertengahan.
b. Abad XVII: perbincangan mengenai metodologi ilmiah.
c. Abad XVIII: kaum empiris, rasionalis, dan tafsiran penganut Kant mengenai konsep fisika Newton.
d. Sejak awal abad ke XIX sampai perang dunia I: pengaruh dari keyakinan Kant dalam rasionalitas khas dari perpaduan klasik antra Euclid dan Newton.
e. Perbincangan abad ke XX: tanggapan terhadap relativitas, mekanika kuantum, dan perubahan mendalam lainnya.
3. Unsur Usaha Ilmiah
a. Unsur empiris, konseptual, dan formal serta tafsiran teoretisnya.
b. Prosedur empiris dari ilmu: pengukuran, perancangan percobaan, struktur formal ilmu, dan perubahan konseptual dan perkembangan ilmu.
4. Gerakan Pemikiran Ilmiah
a. Penemuan Ilmiah.
b. Pembuktian keabsahan dan pembenaran dari konsep dan teori baru.
c. Penyatuan teori-teori dan konsep-konspe dari ilmu-ilmu yang terpisah.
5. Kedudukan Filsafat dari Teori Ilmiah
a. Penyatuan teori-teori dan konsep-konspe dari ilmu-ilmu yang terpisah
b. Hubungan antara analisis filsafati dan praktek imiah.
6. Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal manusia, kepentingan sosial dari ilmu dan sikap ilmiah, keterbatasan usaha ilmiah
7. Hubungan antara ilmu dengan pengetahuan humaniora, persoalan tentang perbedaan antara metodologi ilmiah dan metodologi humaniora
Berdasarkan perkembangan filsafat dewasa ini, filsuf pengamat sejarah John Losse menyimpulkan bahwa flsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi:
1. Filsafat ilmu yang berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia yang sesuai dengan teori ilmiah.
2. Filsafat ilmu yang berusaha memaparkan praanggapan dan kecenderungan para ilmuwan.
3. Filsafat ilmu sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan teori dari ilmu.
4. filsafat ilmu sebagai pengetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.
Dalam konsepsi Losee pengetahuan manusia mengenal tiga tingkatan:
Tingkat 0 : Fakta-fakta
Tingkat 1 : Penjelasan mengenai fakta. Ini dilakukan oleh ilmu
Tingkat 2 : Analisis mengenai prosedur dan logika dari penjelasan ilmiah. Ini merupakan kajian filsafat.
C. Cabang-Cabang Filsafat / Problem-Problem Filsafat Ilmu
Pada awal perkembangannya, filsafat meliputi keseluruhan jenis ilmu pengetahuan. Pada masa ini pengetahuan belum terpecah-pecah dan terspesialisasi. Namun dalam perkembangan berikutnya, tepatnya pada masa Renaissance abad ke-17 M dan sesudahnya, ilmu-ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dan akhirnya memisahkan diri dari filsafat.
Setelah filsafat “pecah” menjadi berbagai disiplin ilmu, aktivitas filsafat tidak mati, tetap masih hidup dengan corak baru, yaitu sebagai “ilmu istimewa” yang mencoba memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh jangkauan ilmu. Yang menjadi masalah adalah, apa sajakah yang masih menjadi bagian filsafat dalam coraknya yang baru tersebut? Persoalan ini membawa kita kepada perbincangan cabang-cabang filsafat.
Setiap ahli filsafat mempunyai pembagian filsafat yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa klasifikasi cabang-cabang filsafat.
M.J Langeveld membagi filsafat dalam tiga masalah utama:
1. Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika manusia, alam, dan segala ciptaan Tuhan);
2. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori kebenaran, dan logika);
3. Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, moral, yang bernilai berdasarkan religi).
Alburey Castell, guru besar filsafat di University of Oregon, membagi masalah-masalah filsafat atas enam bagian, yaitu:
a. Theological problem (masalah teologis),
b. Metafisical problem (masalah metafisika),
c. Epistemological problem (masalah epistemology),
d. Ethical problem (masalah etika),
e. Political problem (masalah politik), dan
f. Historical problem (masalah sejarah).
Pada umumnya filsafat dibagi menjadi kedalam enam bidang studi atau cabang sebagai berikut.
a. Epistemologi. Epistemology adalah filsafat tentang ilmu pengetahuan yang mempersalkan sumber, asal mula, dan jangkauan; serta validitasdan reabilitas (rability) dari berbagai klaimterhadap pengetahuan.
b. Metafisika. Metafisika adalah filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, tentang hakikat yang bersifat transenden,di luar jangkauan pengalaman dan pengamatan indra manusia. Metafisika terdiri dari ontologi, kosmologi, teologi metafisik, dan antropologi.
c. Logika. Logika adalah studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, introspeksi, dedukasi dan indukasi, hipotesis dan eksperimen, analisis dan sintesis.
d. Etika. Etika adalah studi tentang tingkah laku yang ideal. Termasuk dalam etika adalah aksiologi.
e. Estetika. Estetika adalah studi tentang bentuk ideal dan keindahan. Estetika sering disebut juga filsafat seni (philosophy of art)
f. Filsafat-filsafat khusus atau filsafat berbagai disiplin, seperti filsafat hokum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan, dan sebagainya.
Clarence Irving Lewis, seorang filsuf terkemuka, mengemukakan adanya dua gugus problem, yakni problem relektif yang membentuk filsafat dari ilmu tersebut dan problem mengenai asas permulaan dan ukuran-ukuran yang berlaku umum bagi semua ilmu.
Gambaran mengenai problem-problem apa saja yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu, dikutipkan dalam beberapa pendapat berikut ini :
1. Cornelius Benjamin
Filsuf
a. Meliputi semua persoalan yang bertalian dengan suatu pertimbangan mengenai metode ilmu
b. Dalam bidang ini, problem kurang terumuskan dengan baik. Dalam suatu makna, banyak darinya merupakan pula persoalan-persoalan metode.
c. Terdiri dari aneka ragam kelompok persoalan yang tak mudah terpengaruh oleh sesuatu penggolongan sistematis.
2. Michael Berry
Penulis ini mengemukakan dua problem.
a. Kuantitas dan rumusan dalam teori-teori ilmiah
b. Kebenaran dalam teori ilmiah berdasarkan induksi dari sejumlah percobaan yang terbatas
3. Van Fraasseen dan H. Marganeu
Kedua ahli ini merumuskan problem-problem dalam filsafat sebagai berikut:
a. Metodologi
b. Landasan ilmu-ilmu
c. Ontology
4. David Hull
Filusuf biologi ini mengemukakan persoalan sebagai berikut:
Persoalan yang menyampingkan meliputi jilid-jilid belakangan ini ialah apakah pembagian tradisional yang terpisah seperti geologi, astronomi, dan sosiologi mencerminkan semata-mata perbedaan dalam metodologi.
5. Victor Lenzen
Filsuf ini mengajukan dua problem.
a. Struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
b. Pentingnya ilmu bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas.
Rincian aneka persoalan dalam filsafat ilmu dari para filsuf tampak masih agak simpang siur. Problem filsafat umunya bilamana digolongkan ternyata berkisar enam hal pokok, yaitu:
1. Pengetahuan
2. Keberadaan
3. Metode
4. Penyimpulan
5. Moralitas, dan
6. Keindahan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi ( filsafat pengetahuan ) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
Sudah selayaknya kita mengoptimalkan akal ini untuk berfikir, jangan sampai kita terus memanjakan akal ini dengan berfikir hal – hal yang mudah, sekali – kali marilah kita belajar Filsafat, agar akal ini mampu berkembang dan berfikir secara dalam. ingatlah perkataan dari KH. Abdul Rahmat bahwa seorang pahlawan itu adalah orang yang mampu berfikir secara dalam dan mempunyai pandangan yang luas.
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya adalah untuk memahami persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian ilmiah dengan cermat dan kritis.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja. Selain itu Filsafat hendak memberikan pengetahuan, /pemahaman lebih dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu mendalam. Keberadaan manusia di dunia sesunguhnya sebagai mahluk yang diciptakan Allah SWT yang diberi kemampuan untuk berpikir (akal), sedangkan tujuan akhir hidup manusia menurut Islam adalah mendapatkan kebahagiaan hakiki. Sebagai mahluk yang berpikir (memiliki akal) itulah yang menyebabkan manusia berfilsafat.
Filsafat dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Sedangkan ilmu dapat dimaknai sebagai suatu metode berpikir secara obyektif dalam menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense.
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, Ali, 2016, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Gie, The Liang, 1999, Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. IV, Yogyakarta:
Penerbit Liberty
RUJUKAN INTERNET
http://googleweblight.com/?lite_url=http://dian-kurnia.blogspot.com/2010/01/resume-buku-liang-gie.html?m%3D1&ei=8sJmvymi&lc=en-ID&s=1&m=41&host=www.google.co.id&ts=1503800181&sig=ALNZjWmff0scs6sEfAq2J9icXv_2f4PUwg.,
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.aifis-digilib.org/uploads/1/3/4/6/13465004/09._filsafat_ilmu_sebagai_dasar_lindra.pdf&ved=0ahUKEwj46eK8y_fVAhUIj5QKHcL2D1MQFghKMAg&usg=AFQjCNEbFnwtRFPCldfzgWMTk7UdD24cDg.,
Komentar