Contoh makalah Epistemologi (part 4)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puja dan puji syukur kita panjatkan atar kehadiran-Nya. Dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jaman yang terang benerang. Dan semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di akhir zaman nanti. Amiin-amin ya Rabbal allamin.
Dalam pembuatan makalah dengan judul Epistemologi ini, pemakalah menggunakan sumber data dari karya penulis – penulis buku yang hebat yang membukukan bukunya tentang filsafat, misalnya buku Pengantar Filsafat karya Louis O. Kattsof yang dialih bahasakan oleh Soejono Soemargo, selain itu kami memfoto buku Filsafat teman, membaca makalah Filsafat kelompok sebelumnya, dan mencari sumber referensi yang berhubungan dengan Filsafat terutama yang membahas tentang Epistimologi di internet. Semua itu kami lakukan demi mendapatkan hasil makalah yang mampu memberikan wawasan ilmu kepada pembaca tentang apa sebenarnya epistimologi itu.
Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang selalu mensuport kami, baik secara material maupun non material yang mereka berikan kepada kami. Sehingga kami bisa menyelesaiakan makalah ini. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih juga untuk Bapak Muhammad Rofiq Junaidi, M.Hum selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu kelas PAI 1D yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami sehingga wawasan dan ilmu kami bisa lebih meningkat. Serta teman-temanku PAI 1 D dan teman-temanku di IAIN Surakarta yang telah memberikan kami semangat dan bantuannya. Kami ucapkan terima kasih.
Surakarta, 23 September 2017
Penilis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................3
1.1 Latar Belakang ...........................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................3
1.3 Tujuan .........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................5
2.1. Pengertian Epistemologi..............................................................5
2.2. Jenis – Jenis Pengetahuan............................................................6
2.3. Metode Memperoleh Pengetahuan..............................................8
BAB III KESIMPULAN .............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat adalah proses berfikir yang sistematis. Kegiatan filsafat adalah merenung, tetapi merenung bukan melamun. Tetapi perenungan kefilsafatan adalah percobaan untuk meyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup maupun untuk memahami diri kita sendiri. Dan dengan adanya proses filsafat, seorang filosof mampu menghasilan ilmu pengatahuan. Jadi tidak salah apabila filsafat dikenal sebagai induk ilmu pengetahuan. Karena filsafat mampu menghasilkan ilmu lain yaitu misalnya ilmu sains yang menyatakan bumi itu bulat, mereka yang mengatakan seperti itu melakukan proses filsafat yang panjang sampai akhirnya mampu menyimpulkannya.
Dan dalam proses perenungan tersebut seorang filosof diliputi oleh beberapa pertanyaan yang salah satunya adalah darimana asal pengetahuan dan bagaimana cara memperolehnya?. Itu adalah pertanyaan secara epistemologi. Adapu ciri penting dari epistimologi adalah pengkajian terhadap berbagai ide tentang ilmu pengetahuan. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, dalam makalah ini kami akan memaparkan sesuatu yang berhubungan dengan epistimologi dan ilmu pengetahuan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Epistimologi?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis pengetahuan?
1.2.3 Bagaimana metode memperoleh pengetahuan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah :
1.3.1 Memberikan uraian supaya pembaca mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan epistemologi
1.3.2 Memaparkan beberapa uraian tentang jenis-jenis pengetahua sehingka pembaca mampu mengerti apasajakah jenis-jenis pengetahuan itu.
1.3.3 Memberikan beberapa uraian tentang metode untuk memperoleh pengetahuan, sehingga pembaca lebih mampu memahami metode-metode tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Epistemologi
Penggunaan Istilah Epistemologi pertama kali digunakan oleh J. F. Ferrier pada tahun 1854 untuk membedakannya dengan cabang Filsafat lainnya yaitu Ontology (Hunnex, 1986 : 3). Secara kebahasaan (Etimologi), istilah Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logos. Jika kata yang pertama mempunyai arti pengetahuan (knowledge), maka kata yang kedua mempunyai arti ilmu atau teori (theory). Jadi dilihat dari istilah bahasa, Epistemologi adalah teori pengetahuan (theory of knowledge) (Pranarka, 1987 : 3-5). Dengan menyederhanakan batasa tersebut, Brameld dalam Mohammad Noor Syam (198:32) mendefinisikan epistomologi sebagai “it is epistemologi that gives the teacher the assurance that
he is conveying the truth to his student”. Terjemah dari definisi tersebu adalah “epistomologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya”
Selainitu, juga masih ada beberapa definisi pengertian Epistemologi menurut beberapa sumber yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
b. Epistomologi adalah pengetahuan sistematis yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas, dan kebenaran pengetahuan (ilmiah).
c. Epistomologi adalah cabang atau bagian filsafat yang membicarakan tentang pengetahuan, yaitu tentang terjadinnya pengetahuan dan kesahihan atau kebenaran pengetahuan.
d. Epistomologi adalah cara bagaimana mendapatkan pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan.
Sedangkan secara terminologis, Istilah Epistimologis menurut Milton D. Hunnex ialah epistimologi adalah cabang filsafat yang membahas sifat dasar, sumber, dan validitas pengetahuan”. (epistemology comprises the systematic study of the nature, sources, and validity of knowledge) (Hunnex, 1986: 3).
2.2. Jenis – Jenis Pengetahuan
Jenis-jenis pengetahuan dapat dibedakan menjadi:
1. Dari keilmiahannyaa.
a. Pengetahuan ilmiah, yang memiliki beberapa ciri pengenal sebagai berikut:
1) berlaku umum,
2) mempunyai kedudukan mandiri,
3) mempunyai dasar pembenaran,
4) sistematik, dan
5) inter subjektif.
b. Pengetahuan nir ilmiah. Dari jenis pengetahuan yang dibangun dapat dibedakan menjadi:
1) Pengetahuan biasa (ordinary knowledge, common sense
knowledge). Pengetahuan ini bersifat subjektif, artinya amat
terikat pada subjek yang mengenal sehingga memiliki sifat selalu benar sejauh sarana untuk memperolehnya bersifat normal, tidak ada penyimpangan.
2) Pengetahuan ilmiah, Pengetahuan yang telah menetapkan
objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan pendekatan metodologis yang khas. Kebenarannya bersifat relatif, karena selalu mendapatkan revisi dan diperkaya oleh hasil penemuan yang paling mutakhir. Dengan kata lain, kebenarannya selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian paling akhir dan mendapatkan persetujuan (agreement) oleh para ilmuwan di bidangnya.
3) Pengetahuan filsafat, Pengetahuan yang pendekatannya
melalui metodologi pemikiranfilsafati. Sifat pengetahuannya
mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang
analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenarannya adalah absolut inter-subjektif. Maksud absolut inter-subjektif adalah nilai kebenaran yang terkandung pada jenis pengetahuan filsafat selalumerupakan pendapat yang melekat pada pandangan seorang filsuf sertamendapat pembenaran dari filsuf kemudian yang menggunakan metodologi pemikiran yang sama
4) Pengetahuan agama, Pengetahuan yang didasarkan pada
keyakinan dan ajaran agama tertentu. Sifat dari pengetahuan
ini adalah dogmatis, artinya pernyataan dalam ayat-ayat kitab
suci memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang
digunakan untuk memahaminya. Kandungan kebenaran
maksud dari ayat dalam kitab suci bersifat absolut, meskipun
dalam implikasi pemaknaannya mungkin berkembang secara
dinamik sesuai dengan perkembangan waktu dan pemahaman orang yang memaknakannya. Karakteristik pengetahuan dapat dibedakan menjadi:
a) pengetahuan indrawi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas sense (indra) atau pengalaman manusia sehari-hari.
b) pengetahuan akal budi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas kekuatan rasio.
c) pengetahuan intuitif, yaitu pengetahua yang memuat pemahaman secara cepat.
d) pengetahuan kepercayaan/pengetahuan otoritatif, yaitu pengetahuan yang dibangun atas dasar kredibilitas seorang tokoh atau sekelompok orang yang dianggap profesional dalam bidangnya .
2.3. Metode Memperoleh Pengetahuan
Metode – Metode untuk memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Empirisme, adalah metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman yang didapat dengan perantara indrawi. Menurut Bapak Empirisme Britannia ( Jhon Lock), mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula), dan didalam buku catatan itulah dicatat pengalaman – pengalaman indrawi .
2. Rasionalisme, adalah suatu metode memperoleh pengetahuan yang menyatakan bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Tetapi tidak mengingkari nilai pengalaman, melainkan memandang pengalaman hanya sebagai perangsang bagi pikiran Bagi seorang yang menganut Rasionalisme, pengetahuan diperoleh melalui kegiatan akal pikiran atau akal budi ketika akal menangkap berbagai hal yang dihadapinya pada masa hidup seseorang.
3. Intuisionalis, adalah dengan intuisi manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Hendry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi,tetapi bersifat personal.
4. Wahyu, adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi / Rasul).
5. Metode Ilmiah adalah metode yang menggunakan akal dan pengalaman yang disertai dengan unsur baru, yaitu Hipotesa.
BAB III
KESIMPULAN
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan.
Jenis-jenis pengetahuan secara ilmiah dibedakan menjadi dua yaitu pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan nir ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dan pengetahuan tersebut bersifat riil dan dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan pengetahuan nir ilmiah adalah pengetahuan yang sifatnya non ilmiah dan tidak dapat diprediksi kebenarannya.
Metode – Metode untuk memperoleh pengetahuan antara lain, Empirisme, Rasionalisme, Intuisionalis, Wahyu, Metode Ilmiah
DARTAR PUSTAKA
Kattsoff, Louis. O. Pengantar Filsafat; Penerjemah: Soejono Soemargono. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya).2004
Lubis, Akkhyar Yusuf. Filsafat Ilmu: Klasik hingga kontenporer. (Jakarta: Raja Grafindo Persada). 2012
Suaedi. Pengantar Filsafat Ilmu. (Bogor: IPB Press Printing) 2015
Rererensi :
mmariberbagi.blogspot.co.id
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puja dan puji syukur kita panjatkan atar kehadiran-Nya. Dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jaman yang terang benerang. Dan semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di akhir zaman nanti. Amiin-amin ya Rabbal allamin.
Dalam pembuatan makalah dengan judul Epistemologi ini, pemakalah menggunakan sumber data dari karya penulis – penulis buku yang hebat yang membukukan bukunya tentang filsafat, misalnya buku Pengantar Filsafat karya Louis O. Kattsof yang dialih bahasakan oleh Soejono Soemargo, selain itu kami memfoto buku Filsafat teman, membaca makalah Filsafat kelompok sebelumnya, dan mencari sumber referensi yang berhubungan dengan Filsafat terutama yang membahas tentang Epistimologi di internet. Semua itu kami lakukan demi mendapatkan hasil makalah yang mampu memberikan wawasan ilmu kepada pembaca tentang apa sebenarnya epistimologi itu.
Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang selalu mensuport kami, baik secara material maupun non material yang mereka berikan kepada kami. Sehingga kami bisa menyelesaiakan makalah ini. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih juga untuk Bapak Muhammad Rofiq Junaidi, M.Hum selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu kelas PAI 1D yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami sehingga wawasan dan ilmu kami bisa lebih meningkat. Serta teman-temanku PAI 1 D dan teman-temanku di IAIN Surakarta yang telah memberikan kami semangat dan bantuannya. Kami ucapkan terima kasih.
Surakarta, 23 September 2017
Penilis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................3
1.1 Latar Belakang ...........................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................3
1.3 Tujuan .........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................5
2.1. Pengertian Epistemologi..............................................................5
2.2. Jenis – Jenis Pengetahuan............................................................6
2.3. Metode Memperoleh Pengetahuan..............................................8
BAB III KESIMPULAN .............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat adalah proses berfikir yang sistematis. Kegiatan filsafat adalah merenung, tetapi merenung bukan melamun. Tetapi perenungan kefilsafatan adalah percobaan untuk meyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup maupun untuk memahami diri kita sendiri. Dan dengan adanya proses filsafat, seorang filosof mampu menghasilan ilmu pengatahuan. Jadi tidak salah apabila filsafat dikenal sebagai induk ilmu pengetahuan. Karena filsafat mampu menghasilkan ilmu lain yaitu misalnya ilmu sains yang menyatakan bumi itu bulat, mereka yang mengatakan seperti itu melakukan proses filsafat yang panjang sampai akhirnya mampu menyimpulkannya.
Dan dalam proses perenungan tersebut seorang filosof diliputi oleh beberapa pertanyaan yang salah satunya adalah darimana asal pengetahuan dan bagaimana cara memperolehnya?. Itu adalah pertanyaan secara epistemologi. Adapu ciri penting dari epistimologi adalah pengkajian terhadap berbagai ide tentang ilmu pengetahuan. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, dalam makalah ini kami akan memaparkan sesuatu yang berhubungan dengan epistimologi dan ilmu pengetahuan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Epistimologi?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis pengetahuan?
1.2.3 Bagaimana metode memperoleh pengetahuan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah :
1.3.1 Memberikan uraian supaya pembaca mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan epistemologi
1.3.2 Memaparkan beberapa uraian tentang jenis-jenis pengetahua sehingka pembaca mampu mengerti apasajakah jenis-jenis pengetahuan itu.
1.3.3 Memberikan beberapa uraian tentang metode untuk memperoleh pengetahuan, sehingga pembaca lebih mampu memahami metode-metode tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Epistemologi
Penggunaan Istilah Epistemologi pertama kali digunakan oleh J. F. Ferrier pada tahun 1854 untuk membedakannya dengan cabang Filsafat lainnya yaitu Ontology (Hunnex, 1986 : 3). Secara kebahasaan (Etimologi), istilah Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logos. Jika kata yang pertama mempunyai arti pengetahuan (knowledge), maka kata yang kedua mempunyai arti ilmu atau teori (theory). Jadi dilihat dari istilah bahasa, Epistemologi adalah teori pengetahuan (theory of knowledge) (Pranarka, 1987 : 3-5). Dengan menyederhanakan batasa tersebut, Brameld dalam Mohammad Noor Syam (198:32) mendefinisikan epistomologi sebagai “it is epistemologi that gives the teacher the assurance that
he is conveying the truth to his student”. Terjemah dari definisi tersebu adalah “epistomologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya”
Selainitu, juga masih ada beberapa definisi pengertian Epistemologi menurut beberapa sumber yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
b. Epistomologi adalah pengetahuan sistematis yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas, dan kebenaran pengetahuan (ilmiah).
c. Epistomologi adalah cabang atau bagian filsafat yang membicarakan tentang pengetahuan, yaitu tentang terjadinnya pengetahuan dan kesahihan atau kebenaran pengetahuan.
d. Epistomologi adalah cara bagaimana mendapatkan pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan.
Sedangkan secara terminologis, Istilah Epistimologis menurut Milton D. Hunnex ialah epistimologi adalah cabang filsafat yang membahas sifat dasar, sumber, dan validitas pengetahuan”. (epistemology comprises the systematic study of the nature, sources, and validity of knowledge) (Hunnex, 1986: 3).
2.2. Jenis – Jenis Pengetahuan
Jenis-jenis pengetahuan dapat dibedakan menjadi:
1. Dari keilmiahannyaa.
a. Pengetahuan ilmiah, yang memiliki beberapa ciri pengenal sebagai berikut:
1) berlaku umum,
2) mempunyai kedudukan mandiri,
3) mempunyai dasar pembenaran,
4) sistematik, dan
5) inter subjektif.
b. Pengetahuan nir ilmiah. Dari jenis pengetahuan yang dibangun dapat dibedakan menjadi:
1) Pengetahuan biasa (ordinary knowledge, common sense
knowledge). Pengetahuan ini bersifat subjektif, artinya amat
terikat pada subjek yang mengenal sehingga memiliki sifat selalu benar sejauh sarana untuk memperolehnya bersifat normal, tidak ada penyimpangan.
2) Pengetahuan ilmiah, Pengetahuan yang telah menetapkan
objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan pendekatan metodologis yang khas. Kebenarannya bersifat relatif, karena selalu mendapatkan revisi dan diperkaya oleh hasil penemuan yang paling mutakhir. Dengan kata lain, kebenarannya selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian paling akhir dan mendapatkan persetujuan (agreement) oleh para ilmuwan di bidangnya.
3) Pengetahuan filsafat, Pengetahuan yang pendekatannya
melalui metodologi pemikiranfilsafati. Sifat pengetahuannya
mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang
analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenarannya adalah absolut inter-subjektif. Maksud absolut inter-subjektif adalah nilai kebenaran yang terkandung pada jenis pengetahuan filsafat selalumerupakan pendapat yang melekat pada pandangan seorang filsuf sertamendapat pembenaran dari filsuf kemudian yang menggunakan metodologi pemikiran yang sama
4) Pengetahuan agama, Pengetahuan yang didasarkan pada
keyakinan dan ajaran agama tertentu. Sifat dari pengetahuan
ini adalah dogmatis, artinya pernyataan dalam ayat-ayat kitab
suci memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang
digunakan untuk memahaminya. Kandungan kebenaran
maksud dari ayat dalam kitab suci bersifat absolut, meskipun
dalam implikasi pemaknaannya mungkin berkembang secara
dinamik sesuai dengan perkembangan waktu dan pemahaman orang yang memaknakannya. Karakteristik pengetahuan dapat dibedakan menjadi:
a) pengetahuan indrawi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas sense (indra) atau pengalaman manusia sehari-hari.
b) pengetahuan akal budi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas kekuatan rasio.
c) pengetahuan intuitif, yaitu pengetahua yang memuat pemahaman secara cepat.
d) pengetahuan kepercayaan/pengetahuan otoritatif, yaitu pengetahuan yang dibangun atas dasar kredibilitas seorang tokoh atau sekelompok orang yang dianggap profesional dalam bidangnya .
2.3. Metode Memperoleh Pengetahuan
Metode – Metode untuk memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Empirisme, adalah metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman yang didapat dengan perantara indrawi. Menurut Bapak Empirisme Britannia ( Jhon Lock), mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula), dan didalam buku catatan itulah dicatat pengalaman – pengalaman indrawi .
2. Rasionalisme, adalah suatu metode memperoleh pengetahuan yang menyatakan bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Tetapi tidak mengingkari nilai pengalaman, melainkan memandang pengalaman hanya sebagai perangsang bagi pikiran Bagi seorang yang menganut Rasionalisme, pengetahuan diperoleh melalui kegiatan akal pikiran atau akal budi ketika akal menangkap berbagai hal yang dihadapinya pada masa hidup seseorang.
3. Intuisionalis, adalah dengan intuisi manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Hendry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi,tetapi bersifat personal.
4. Wahyu, adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi / Rasul).
5. Metode Ilmiah adalah metode yang menggunakan akal dan pengalaman yang disertai dengan unsur baru, yaitu Hipotesa.
BAB III
KESIMPULAN
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan.
Jenis-jenis pengetahuan secara ilmiah dibedakan menjadi dua yaitu pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan nir ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dan pengetahuan tersebut bersifat riil dan dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan pengetahuan nir ilmiah adalah pengetahuan yang sifatnya non ilmiah dan tidak dapat diprediksi kebenarannya.
Metode – Metode untuk memperoleh pengetahuan antara lain, Empirisme, Rasionalisme, Intuisionalis, Wahyu, Metode Ilmiah
DARTAR PUSTAKA
Kattsoff, Louis. O. Pengantar Filsafat; Penerjemah: Soejono Soemargono. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya).2004
Lubis, Akkhyar Yusuf. Filsafat Ilmu: Klasik hingga kontenporer. (Jakarta: Raja Grafindo Persada). 2012
Suaedi. Pengantar Filsafat Ilmu. (Bogor: IPB Press Printing) 2015
Rererensi :
mmariberbagi.blogspot.co.id
Komentar