Contoh makalah Sistematika logika (part 7)




MAKALAH
SISTEMATIKA LOGIKA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pembimbing: Muhammad Rofiq Junaidi, M.Hum.

Disusun oleh:

Wahyu Haryaningsih (173111124)
Reza Fajar Amukti (173111125)
Al Mirra Silmi Mutawakkal (173111134)


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas dari apa yang disebut dengan berpikir. Dalam hal ini pastilah kita memerlukan akal sehat yang mana kita dapat lebih bisa berpikir secara sistematis, teratur, lurus, dan tepat, atau sering kita dengar dengan berpikir secara logika. Yang dimaksudkan dengan logika disini adalah aturan berfikir yang harus digunakan oleh manusia agar terbebas dari kekeliruan sehingga pengetahuan yang dihasilkannya dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, segala hal yang berhubungan dengan sistematika logika akan kami bahas dalam makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari sistematika logika?
2. Bagaimana sejarah munculnya logika?
3. Apa saja macam-macam logika?
4. Apa saja manfaat logika?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian dari sistematika logika.
2. Menjelaskan sejarah munculnya logika.
3. Menjelaskan macam-macam logika.
4. Menyebutkan dan menjelaskan manfaat logika.



1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari sistematika logika.
2. Mengetahui sejarah munculnya logika.
3. Mengetahui macam-macam logika.
4. Mengetahui manfaat logika.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistematika Logika
Sistematika menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu pengetahuan mengenai klasifikasi (penggolongan) .Sistematika menurut wikipedia adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan antara makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungantersebutdivisualisasikandalambentukpohonevolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkaitdan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.
Logika berasaldari kata Yunani yaitu “logos” yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu (Suwardi Endraswara, 2012: 173). Logika merupakan kata lain dari aturan berpikir yang harus digunakan oleh manusia agar terbebas dari kekeliruan sehingga pengetahuan yang dihasilkannya dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini, mungkin penting untuk mengetengahkan rumusan definisi logika yang masyhur di kalangan ahli logika, yaitu metode yang mengarahkan cara pikir agar terbebas dari kesalahan. Yang jelas, aturan-aturan berpikir tidak hanya membimbing cara berpikir saja. Lebih dari itu, ia mengarahkan kita bagaimana seharusnya pemikiran kita mencapai sedekat mungkin kesimpulan yang benar. Aturan tersebut juga dapat menunjukkan kesalahan karena menyalahi kaidah-kaidah logika.
Dapat kita simpulkan disini bahwasanya sistematika logika adalah suatu penggolongan dari aturan berpikir yang harus digunakan oleh manusia agar terbebas dari kekeliruan sehingga pengetahuan yang dihasilkannya dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Sejarah Munculnya Logika
Nama Logika pertama kali muncul pada filsuf cicero (abad 1 SM) tetapi dalam arti “seni berdebat” Alexander Aphrodiseas (sekitar permulaan abad ke 3 SM) orang pertama yang mempergunakan kata “logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran itu.
Akan tetapi, meski aristoteles terkenal sebagai “Bapak Logika”, itu tidak berarti bahwa sebelum dia tidak ada logika. Dalam literatur lain, disebutkan bahwa Aristoteles lah yang pertama kali meletakkan ilmu logika, yang sebelumnya memang tidak pernah ada ilmu tentang logika. Maka tak heran  jika ia dijuluki sebagai “MUALLIM AWWAL” (guru pertama) bahkan filosof besar Immanuel Kant mengatakan 21 abad kemudian, bahwa sejak Aristoteles Logika tidak maju selangkah pun dan tidak pula mundur.
Jika diteliti lebih mendalam  maka akan tampak suatu benang merah bahwa sebelum Aristoteles memang ada logika, akan tetapi ilmu logika sebagai ilmu yang sistematis dan tersusun resmi baru muncul sejak Aristoteles dan memang dialah yang pertama kali membentangkan cara berpikir yang terarur dalam suatu sistem.
Logika formal merupakan hasil ciptaan Aristoteles yang dirintis oleh Retorika kaum Shofis dan dialetika yang umum digunakan untuk menimbang-nimbang pada masa hidup Plato. Inti pokok logika Aristoteles ialah ajarannya mengenai penalaran dan pembuktian.
Pada abad ke-7 Masehi, berkembanglah Agama Islam di Jazirah Arab dan abad ke-18 kekuasaan Islam  meluas kemana-mana. Dizaman kekuasaan Khalifah ABBASIYYAH sedemikian banyaknya karya-karya ilmiah Yunani dan lainnya diterjamahkan kedalam bahasa, sehingga ada suatu masa dalam sejarah Islam yang dijuluki dengan abad Terjemahan. Logika karya Aristoteles juga diterjemahkan dan diberi nama ilmu “Mantiq” Al Farabi pada zaman kebangkitan Eropa dan abad gelapnya malah dijuluki dengan guru kedua logika dan Ibnu Sina digelar guru ke 3.

2.3 Macam-macam Logika
Logika dapat disistematisasikan  menjadi beberapa golongan, tergantung darimana kita mau meninjaunya. Sistematisasi Logika dibagi menjadi
tiga:
2.3.1 Berdasarkan Segi Kualitas.
 Logika/Mantiq dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Logika Naturalis (Mantiq al-Fitri) dan Logika Artifisialis/Ilmiah (Mantiq As-Suri).
1. Logika Naturalis (Mantiq al-Fitri) yaitu kecakapan berlogika berdasarkan  kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar.
2. Logika Ilmiah (Mantiq al-Suri) yang bertugas membantu Mantiq al-Fitri. Mantiq ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah dan aman.
2.3.2 Dilihat dari Segi Metode
dibedakan atas Logika Tradisional (Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis).
1. Logika Tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika dari pada Logikus yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para Logikus sesudah Aristoteles tidak membuat perubahan atau  mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegan dengan  sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles.
Menurut Noeng Muhadjir (2011: 23-24) logika tradisional terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu:

1.1 Logika formil deduktif Aristoteles.
Disebut deduktif karena pembuktian diambil dari premis mayor yang dipandang mutlak benar, untuk membuktikan kasus (yang disebut premis minor) dan apabila terdapat kecocokan (dalam makna implisit) dengan premis mayor, maka kesimpulan kasus itu benar. Sedangkan disebut formil karena kebenaran diuji berdasarkan sinkronnya proposisi-proposisi mayor-minor dan term tengahnya, bukan diuji berdasarkan kebenaran materil. Contoh:
Semua manusia (subyek mayor) dapat mati (predikat mayor)Si Ali (term tengah) itu manusia (subyek mayor)Jadi: Si Ali (term tengah) dapat mati (predikat mayor).
1.2 Logika materil axiomatik Euclides.
Logika jenis ini disebut materil karena pembuktian kebenaran berdasarkan bukti empiris. Kebenarannya didasarkan pada cocoknya rasio dengan bukti empiris. Logika ini juga disebut axiomatik karena pembuktian kebenaran berdasar axioma atau kebenaran universal. Contohnya:
        Matahari terbit dari dari Timur dan terbenam di Barat
2. Logika Modern tumbuh dan dimulai abad XIII. Mulai abad ini ditemukan sistem baru, metode baru yang berlainan dengan sistem Logika Aristoteles. Saatnya dimulai sejak Raymundus Lullus menemukan metode baru Logika yang disebut Ars magna.

2.3.3 Dilihat dari segi objek
 terdapat Logika Formal (Mantiq As-Suwari) dan Logika Material (Mantiq al-Maddi).
1. Cara pertama disebut berpikir deduktif (berpikir dari umum ke khusus) dipergunakan dalam Logika Formal yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-patokan berpikir benar.
2. Cara berpikir induktif (berpikir dari khusus ke umum) dipergunakan dalam logika material, yang mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia menilai hasil pekerjaan Logika Formal dan menguji benar tidaknya dengan keadaan empiris. Cabang Logika Formal disebut juga Logika Minor, Logika Material disebut juga Logika Mayor.

2.4 Manfaat Logika
Jenis-jenis logika yang telah dipaparkan satu-persatu di atas, secara historis tentu ada makna dan manfaatnya bagi manusia. Menurut Suwardi Endraswara (2012: 178) memaprakan secara singkat manfaat logika yang dapat dikategorikan sebagai berikut.
1. Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan bahkan seluruh lapangan kehidupan.
2. Logika menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
3. Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh berdasarkan otoritas, emosi, dan prasangka.
4. Logika membantu kita untuk mampu berpikir sendiri dan tahu membedakan yang benar dan yang salah.
5. Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian seseorang dapat memeroleh kebenaran dan menghindari kesalahan.


BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dapat kita simpulkan disini bahwasanya sistematika logika adalah suatu penggolongan dari aturan berpikir yang harus digunakan oleh manusia agar terbebas dari kekeliruan sehingga pengetahuan yang dihasilkannya dapat dipertanggungjawabkan.
Nama Logika pertama kali muncul pada filsuf cicero (abad 1 SM) tetapi dalam arti “seni berdebat” Alexander Aphrodiseas (sekitar permulaan abad ke 3 SM) orang pertama yang mempergunakan kata “logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran itu.
Ada beberapa macam  logika, yakni: 1. Dari segi kualitas (logika Naturalis {Mantiq al-Fitri} dan Logika Ilmiah {Mantiq al-Suri}), 2. Dari segi metode (Logika Tradisional; Logika formil deduktif Aristoteles dan logika materil axiomatik Euclides, serta Logika Modern), 3. Dari segi objek (Logika Formal {Mantiq as-Suwari} dan Logika Material {Mantiq al-Maddi}).
Dilihat dari manfaatnya, bahwasanya logika itu membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian  seseorang dapat memperoleh  kebenaran dan  menghindari kesalahan.
3.2 SARAN
Dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari, sangatlah penting bagi kita untuk selalu berpikir dengan lurus, tepat, dan teratur. Karena dengan pola pikir yang demikian,  seseorang akan memperoleh kebenaran dan kecil kemungkinan untuk mendapati kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Muhammad Nur. 2012.Logika Lengkap. Yogyakarta: IRGiSoD
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
2013. Sistematika Logikadalam http://id.m.wikipedia.org, yang diakses pada hari Rabu, 01 November 2017 pada pukul 11.00 WIB.
Andy. 2013. Logika dan Kebenaran dalam http://bettand90.blogspot.com, yang diakses pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 pada pukul 10.20 WIB.
Love Indoesia. 2011. Konsep Kajian Logika dalam http://silahkanngintip.blogspot.com, yang diakses pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 pada pukul 10.40 WIB.
Rismalil. 2010. Logikadalam http://rismalil.wordpress.com, yang diakses pada hari Rabu, 1 Nopember 2017 pada pukul 10.20 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh makalah Pengetahuan mistik (the last edition)

Contoh makalah pengantar filsafat ilmu (part 1)

Contoh makalah Aksiologi (part 5)